Senin, 10/05/2010 09:00 WIB - mur/dya
PASAR KLIWON—Meski baru dalam proses, rencananya sarana transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT) yang juga disebut Batik Solo Trans, akan dilengkapi sejumlah fasilitas. Selain sarana untuk akses kaum difabel, dan pelican crossing, juga ada smart card yang memungkinkan tiket BRT bisa digunakan untuk KA Prameks dan Trans Jogja.
Pelican crossing adalah fasilitas rambu berupa lampu pengatur lalu lintas untuk mempermudah pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Direktur Bina Sistem Transportasi (BSTP) Departemen Perhubungan, Elly Adriani Sinaga memastikan adanya fasilitas tersebut, saat Rapat Koordinasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Se-Jawa Tengah di Graha Solo Raya, Jumat (7/5).
“Ketika keluar dari BRT, penumpang bisa langsung menggunakan kereta. Untuk itulah, kami membangun shelter sebagai tempat transit antara bus dengan kereta. Selain itu, kami juga akan melengkapinya dengan pelican crossing pada shelter yang berada di Jalan Slamet Riyadi,” ungkap Elly.
Tak hanya itu, tiket BRT juga dibuat dalam format canggih. Pengelola akan mengeluarkan smart card yang dijual di sejumlah tempat. Kartu pintar itu, diprogram untuk bisa digunakan sebagai tiket BRT, KA Prameks dan bus Trans Jogja. “Kami akan bekerja sama dengan perbankan, sudah ada beberapa calon yang memenuhi kriteria,” ujarnya.
Terpisah, Manager Program Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber daya Masyarakat (PPRBM) Prof. Dr. Soeharso, Joko Slamet menyampaikan masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo agar kaum difabel mendapatkan akses pada fasilitas shelter BRT yang tengah dibangun.
“Kawan-kawan mempertanyakan apakah nantinya haltenya itu ada fasilitas untuk difabel atau tidak. Karena kalau melihat yang di Jogja itu cukup tinggi haltenya,” ujar Joko Slamet kepada wartawan di Balaikota, kemarin. Dia menyebutkan akses tersebut antara lain berupa adanya jalan khusus terutama untuk kursi roda.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Yosca Herman Soedrajat meyakinkan bahwa 35 shelter halte BST akan dilengkapi dengan akses bagi difabel. “Saya kira secara konstruksi sudah cukup untuk bisa mengakomodasi kepentingan teman-teman difabel. Tinggal nanti kita lakukan evaluasi,” ujar dia
Herman menyebutkan di setiap shelter BRT dengan ukuran 1,5 meter x 4-5 meter itu akan dilengkapi jalan khusus untuk difabel dengan lebar sekitar 1 meter.
Sebelumnya, Walikota Joko Widodo mengatakan, pengadaan akses untuk difabel di tiap fasilitas umum merupakan hal yang sudah semestinya dilakukan oleh Pemkot dan stake holder.
Program BRT diharapkan bisa rampung Juni dan segera di-launching pada Juli tahun ini. Saat ini Pemkot Solo tengah menyelesaikan pembangunan shelter-nya. (mur/dya)
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar