Kemeriahan tak henti-hentinya mengisi peringatan HUT ke- 463 Kota Semarang. Berbagai kegiatan seperti Lomba Senam Lansia, Lawang Sewu Exhibition 2010, Lomba Cipta Olahan Berbahan Baku Pangan Lokal serta bazar aneka makanan lokal, selanjutnya Pemkot Kota Semarang melalui Disbudpar Kota Semarang menggelar pameran Tosan Aji. Pameran ini akan berlangsung mulai tanggal 30 April -2 Mei di Lobby Gedung DPRD Kota Semarang.
Menurut Ka. Disbudpar Kota Semarang, Ir. Agung Prijo Oetomo, pameran ini akan menampilkan bermacam keris yang ada pada zaman Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, Kerajaan Kartosuro hingga Kerajaan Ngayogjakarta Hadiningrat. Selain keris, juga akan diperdengarkan alunan gending-gending dan lagu-lagu untuk menyemarakkan Tosan Aji.
Dalam pameran Tosan Aji kali ini akan ditampilkan berbagai koleksi keris dari kurang lebih 19 kolektor kota Semarang, yang totalnya mencapai ratusan koleksi keris. Disamping itu, penjelasan mengenai pembutan keris, tujuan pembuatan, serta proses pembuatannya akan disampaikan langsung oleh empunya keris.
Salah satunya, yang cukup menarik adalah akan diperagakan pembuatan keris dengan tangan, sehingga masih terdapat bekas sidik jari di keris tersebut. Selain itu, Agung mengungkapkan bahwa keris bukanlah alat untuk peperangan seja melainkan bagian untuk kelengkapan busana/ pakaian.
Lebih lanjut, Agung memaparkan adanya gelaran Festival Kesenian Rakyat 2010 pada Sabtu (1/4) siang sekitar pukul 14.00. Festival ini, ungkap Agung, baru pertama kalinya diselenggarakan di kota Semarang dan berharap akan menjadi acara tahunan HUT Kota Semarang tahun depan, serta untuk menyongsong Visit Jateng 2011.
Direncanakan Walikota, Sukawi Sutarip akan membuka secara langsung festival tersebut. Satu hal yang akan menjadi ciri khusus dalam tarian ini adalah tarian ular yang hanya ada di kota Semarang.
Dalam siaran persnya di Media Centre, Agung mengungkapkan adanya arakan-arakan berjumlah 28 kontingen, terdiri dari 16 kontingen kecamatan kota Semarang, 1 kontingen Dewan Kesenian Kota Semarang, 4 kontingen bagian umum kota Semarang dan 7 kontingen dari luar kota Semarang. Kota terjauh yang akan berpatisipasi dalam arak-arakan adalah Temanggung.
”Arak-arakan akan dibuka dengan penampilan 2 ekor gajah, 5 ekor kuda dengan formasi busur, disusul dibelakangnya mobil hias denok kenang yang membawa tropi kejuaraan festival reog se-Indonesia dari presiden Susilo Bambang Yodhoyono yang diselenggarakan di Ponorogo,” ungkap Agung.
Tropi tersebut, lanjut Agung, baru pertama kalinya dimenangkan kota Semarang. Selanjutnya diikuti barisan yang membawa umbul-umbul dengan formasi 4 6 3 serta ke 28 kontingen. Kontingen tersebut nantinya akan diberi kesempatan sekitar 3 menit untuk mengolah kreasi yang dibawa. Rencananya, arak-arakan kontingen akan berakhir di Jl. Imam Bonjol.
Tak kalah menariknya, pada hari yang sama di sepanjang kawasan Tugu Muda juga akan diisi dengan 50 stan Semarang Fashion and Food Festival. Malam harinya dilanjutkan dengan Grand Final Denok Kenang yang akan diadakan di seputar Tugu Muda. Untuk memeriahkan Grand Final tersebut akan ada pertunjukan pentas seni diiringi band bercirikan perkusi serta peragaan busana dari perancang-perancang busana terkemuka di Semarang. Juara I Denok Kenang akan mendapatkan piala bergilir walikota dan uang pembinaan sebesar Rp 4.000.000,-
Minggu pagi (2/4) akan ada upacara memperingati hari jadi kota Semarang, kemudian dilanjutkan dengan Pagelaran Marto langgeng Suara dengan tema “Mahakarya Ki Ageng Pandanaran” menceritakan Ki Ageng Pandanaran hingga Walikota Semarang, Sukawi Sutarip. Juga ada penghargaan kepada budayawan dan seniman kota Semarang. Penghargaan tersebut diberikan kepada 10 Budayawan dan 20 seniman anatara lain Bud Utumo wili, Danang putra Ki Narto sastro, serta Ki Supadi.
Harapan Agung, semua masyarakat kota Semarang dapat berbondong-bondong menyaksikan acara-acara tersebut yang akan diselenggarakan setiap tahun dalam rangka HUT Semarang ke 463.
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar